Kamis, 28 Februari 2019

INGREDIENTS

Hasil gambar untuk BAWANG PUTIH

Bawang putih (Allium sativum; bahasa Inggris: garlic) adalah nama tanaman dari genus Allium sekaligus nama dari umbi yang dihasilkan.[1][2] Mempunyai sejarah penggunaan oleh manusia selama lebih dari 7.000 tahun, terutama tumbuh di Asia Tengah,[3] dan sudah lama menjadi bahan makanan di daerah sekitar Laut Tengah, serta bumbu umum di Asia, Afrika, dan Eropa. Dikenal di dalam catatan Mesir kuno, digunakan baik sebagai campuran masakan maupun pengobatan.[4] Umbi dari tanaman bawang putih merupakan bahan utama untuk bumbu dasar masakan Indonesia.

Bawang mentah penuh dengan senyawa-senyawa sulfur, termasuk zat kimia yang disebut alliin yang membuat bawang putih mentah terasa getir atau angur.[5][6]


Manfaat
Bawang putih digunakan sebagai bumbu yang digunakan hampir di setiap makanan dan masakan Indonesia. Sebelum dipakai sebagai bumbu, bawang putih dihancurkan dengan ditekan dengan sisi pisau (dikeprek) sebelum dirajang halus dan ditumis di penggorengan dengan sedikit minyak goreng. Bawang putih bisa juga dihaluskan dengan berbagai jenis bahan bumbu yang lain. Dan juga dapat digunakan sebagai obat penyakit kutil, caranya : keprek bawang putih ( jangan sampai halus ) lalu tempelkan pada kutil dan ikat yang kuat dengan kain atau plester tunggu sampai 30 menit, jangan terlalu banyak bergerak, maka kulit akan panas dan kutil akan menghitam. Besoknya anda terbebas dari kutil.[butuh rujukan]

Bawang putih mempunyai khasiat sebagai antibiotik alami di dalam tubuh manusia.[butuh rujukan]

Efek samping dan toksikologi
Bawang putih diketahui dapat menyebabkan bau mulut (halitosis) dan bau badan, yang digambarkan sebagai "bau bawang" yang menyengat. Hal ini disebabkan oleh allyl methyl sulfide (AMS). AMS adalah cairan volatil yang diserap ke dalam darah selama metabolisme senyawa sulfur yang berasal dari bawang putih; dari darah, zat itu kemudian mengalir ke paru-paru[2] (dan dari sana menuju ke mulut, menyebabkan bau mulut; lihat nafas bawang putih). Zat ini juga terakumulasi di kulit, di mana ia dipancarkan melalui pori-pori kulit. Mencuci kulit dengan sabun hanya akan menghilangkan sebagian dan tidak sempurna untuk menghilangkan bau. Studi telah menunjukkan bahwa meminum susu pada saat bersamaan dengan mengkonsumsi bawang putih dapat secara signifikan menetralisir bau mulut.[7] Mencampur bawang putih dengan susu di mulut sebelum menelan mengurangi bau lebih baik daripada meminum susu sesudahnya.[7] Air putih, jamur dan kemangi juga bisa mengurangi bau; Campuran lemak dan air yang ditemukan dalam susu, bagaimanapun, adalah yang paling efektif.[7]

"Lipatan" hijau dan kering di bagian tengah siung bawang putih biasanya lebih berbau tajam. Senyawa belerang allicin, yang dihasilkan saat bawang putih segar dihancurkan atau dikunyah juga menghasilkan senyawa belerang lainnya: ajoene, allyl polysulfides, dan vinyldithiin.[2] Bawang putih tua mengandung sedikit allicin, namun mungkin memiliki beberapa zat aktif karena adanya S-allylcysteine.

Beberapa orang menderita alergi bawang putih terhadap bawang putih dan spesies lain dari genus Allium.[2] Gejala bisa termasuk iritasi usus, diare, ulserasi mulut dan tenggorokan, mual, kesulitan bernafas, dan dalam kasus yang jarang terjadi, anafilaksis. Pasien sensitif bawang putih menunjukkan tes positif terhadap disulfida, allylpropyldisulfide, allylmercaptan dan allicin, yang semuanya ada pada bawang putih. Orang-orang yang menderita alergi bawang putih seringkali peka terhadap banyak tanaman lainnya, termasuk bawang merah, daun bawang, leek, bawang merah, lili kebun, jahe, dan pisang.

Beberapa laporan luka bakar serius akibat penggunaan bawang putih topikal untuk berbagai keperluan, termasuk penggunaan naturopati dan perawatan jerawat, menunjukkan bahwa penggunaan bawang putih harus dilakukan dengan hati-hati, biasanya dengan menguji area kecil kulit menggunakan sedikit konsentrasi bawang putih.[8] Atas dasar banyaknya laporan tentang luka bakar tersebut, termasuk luka bakar pada anak-anak, penggunaan bawang putih mentah mentah, serta penyisipan bawang putih mentah ke dalam rongga tubuh, tidak dianjurkan. Secara khusus, aplikasi topikal bawang putih mentah untuk anak kecil tidak dianjurkan.[9] Efek samping suplementasi bawang putih jangka panjang sebagian besar tidak diketahui, dan tidak ada penelitian yang disetujui FDA telah dilakukan. Kemungkinan efek sampingnya meliputi ketidaknyamanan gastrointestinal, berkeringat, pusing, reaksi alergi, pendarahan, dan penyimpangan menstruasi.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar