Selasa, 28 Januari 2020

INGREDIENTS

ASAM JAWA

Hasil gambar untuk TERMINOLOGI ASAM JAWA
Asam jawaasam atau asem adalah sejenis buah yang masam  rasanya; biasa digunakan sebagai campuran bumbu dalam banyak masakan Indonesia sebagai perasa atau penambah rasa asam  dalam makanan, misalnya pada sayur asam atau kadang-kadang pada kuah pempek. Asam juga digunakan untuk campuran jamu tradisional yang dijual oleh penjual jamu keliling, biasanya ibu-ibu yang menggendong bakul dengan botol berisi aneka jamu (jamu gendong).
Asam jawa punya sejarah panjang dalam pengobatan tradisional. Kebanyakan darinya melibatkan pengobatan untuk masalah perut, pencernaan, dan sebagai obat pencahar. Asam jawa juga diolah untuk menyembuhkan demam, radang tenggorokan, rematik, peradangan, dan luka sengatan matahari. Daun dan bunga asam jawa yang dikeringkan atau direbus juga dibuat menjadi obat untuk sendi yang bengkak, keseleo, bisul, wasir, dan mata merah.
Serupa dengan getah dan pektin alami yang ditemukan dalam tumbuhan lain, pulpa lengket asam jawa mengandung polisakarida non-pati yang merupakan serat alami. Polisakarida membantu mengatasi masalah empedu dengan melancarkan aliran cairan empedu yang melalui usus besar, sehingga mencegah cairan tersebut untuk menempel di sekitarnya.
Geraniol, salah satu fitokimia di dalam asam jawa, diketahui merupakan salah satu senyawa yang sanggup menekan perkembangan tumor pankreas. Ini dibuktikan dalam salah satu penelitian yang menunjukkan potensi geraniol untuk mencegah dan sebagai obat kanker pankreas.

PALA


Hasil gambar untuk BIJI PALA
Pala (Myristica fragrans) merupakan tumbuhan berupa pohon yang berasal dari kepulauan banda, Maluku. Akibat nilainya yang tinggi sebagai rempah-rempahbuah dan biji pala telah menjadi komoditi perdagangan yang penting sejak masa Romawi. Pala disebut-sebut dalam ensiklopedia karya Plinius "Si Tua". Semenjak zaman eksplorasi Eropa pala tersebar luas di daerah tropika lain seperti Mauritius dan Karibia (Grenada). Istilah pala juga dipakai untuk biji pala yang diperdagangkan.

Tumbuhan ini berumah dua (dioecious) sehingga dikenal pohon jantan dan pohon betina. Daunnya berbentuk elips langsing. Buahnya berbentuk lonjong seperti lemon, berwarna kuning, berdaging dan beraroma khas karena mengandung minyak atsiri pada daging buahnya. Bila masak, kulit dan daging buah membuka dan biji akan terlihat terbungkus fuli yang berwarna merah. Satu buah menghasilkan satu biji berwarna coklat.
Pala dipanen biji,  (arillus), dan daging buahnya. Dalam perdagangan, salut biji pala dinamakan fuli, atau dalam bahasa Inggris disebut mace, dalam istilah farmasi disebut myristicae arillus atau macis). Daging buah pala dinamakan myristicae fructus cortex. Tanaman pala merupakan tanaman yang cukup lama pertumbuhannya hingga pemanenan. Panen pertama dilakukan 7 sampai 9 tahun setelah pohonnya ditanam[1] dan mencapai kemampuan produksi maksimum setelah 25 tahun. Tumbuhnya dapat mencapai 20m dan usianya bisa mencapai ratusan tahun.
Sebelum dipasarkan, biji dijemur hingga kering setelah dipisah dari fulinya. Pengeringan ini memakan waktu enam sampai delapan minggu. Bagian dalam biji akan menyusut dalam proses ini dan akan terdengar bila biji digoyangkan. Cangkang biji akan pecah dan bagian dalam biji dijual sebagai pala.
Biji pala mengandung minyak atsiri 7-14%. Bubuk pala dipakai sebagai penyedap untuk roti atau kue, puding, saus, sayuran, dan minuman penyegar. Minyaknya juga dipakai sebagai campuran parfum atau sabun. Selain itu, tanaman ini juga kaya akan manfaat, diantaranya buah pala yang terdiri dari kulitnya dapat dijadikan bahan tambahan obat pengusir nyamuk; dagingnya yang mengandung banyak nutrisi dapat dijadikan bahan dasar pembuatan berbagai jenis makanan dan minuman seperti manisan, sirup, dan permen; biji dan fulinya sering dijadikan sebagai bahan utama pembuatan minyak atsiri; begitu juga dengan daunnya, namun pada daging buahnya pun sering dijadikan bahan baku minyak atsiri. 
KAPULAGA

Hasil gambar untuk kapulaga
Kapulaga jawa (Amomum compactum) adalah salah satu jenis kapulaga yang sering digunakan sebagai rempah (bumbu) untuk masakan tertentu dan juga untuk campuran jamu. Ada dua macam kapulaga yang banyak digunakan di Indonesia, yakni kapulaga jawa (Amomum compactum) dan kapulaga sabrang atau kapulaga india (Elettaria cardamomum); kedua-duanya termasuk ke dalam suku jahe-jahean atau Zingiberaceae.
Di Indonesia, yang umum disebut kapulaga adalah A. compactum itulah; sementara di negara-negara yang berbahasa Inggris yang umum disebut cardamom (true cardamom) adalah jenis E. cardamomum (lihat pada catatan di bawah). Uraian berikut ini merujuk pada A. compactum, tumbuhan asli dari Jawa, yang dahulu dikenal sebagai A. cardamomum.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar