ASAM JAWA
Asam jawa, asam atau asem adalah
sejenis buah yang masam rasanya; biasa digunakan sebagai
campuran bumbu dalam banyak masakan Indonesia sebagai perasa atau penambah rasa asam
dalam makanan, misalnya pada sayur asam atau kadang-kadang pada
kuah pempek. Asam juga digunakan untuk campuran jamu tradisional yang
dijual oleh penjual jamu keliling, biasanya ibu-ibu yang menggendong bakul
dengan botol berisi aneka jamu (jamu gendong).
Asam
jawa punya sejarah panjang dalam pengobatan tradisional. Kebanyakan darinya
melibatkan pengobatan untuk masalah perut, pencernaan, dan sebagai obat
pencahar. Asam jawa juga diolah untuk menyembuhkan demam, radang tenggorokan,
rematik, peradangan, dan luka sengatan matahari. Daun dan bunga asam jawa yang
dikeringkan atau direbus juga dibuat menjadi obat untuk sendi yang bengkak,
keseleo, bisul, wasir, dan mata merah.
Serupa
dengan getah dan pektin alami yang ditemukan dalam tumbuhan lain, pulpa lengket
asam jawa mengandung polisakarida
non-pati yang merupakan serat alami. Polisakarida membantu
mengatasi masalah empedu dengan melancarkan aliran cairan empedu yang melalui
usus besar, sehingga mencegah cairan tersebut untuk menempel di sekitarnya.
Geraniol, salah satu fitokimia di dalam
asam jawa, diketahui merupakan salah satu senyawa yang sanggup menekan
perkembangan tumor pankreas. Ini dibuktikan dalam salah satu penelitian yang
menunjukkan potensi geraniol untuk mencegah dan sebagai obat kanker pankreas.
PALA
Pala (Myristica fragrans) merupakan tumbuhan
berupa pohon yang
berasal dari kepulauan banda, Maluku.
Akibat nilainya yang tinggi sebagai rempah-rempah, buah dan biji pala telah
menjadi komoditi perdagangan yang penting sejak masa Romawi.
Pala disebut-sebut dalam ensiklopedia karya Plinius "Si
Tua". Semenjak zaman eksplorasi Eropa pala tersebar luas di daerah tropika
lain seperti Mauritius dan Karibia (Grenada).
Istilah pala juga dipakai untuk biji pala yang diperdagangkan.
Tumbuhan
ini berumah dua (dioecious) sehingga dikenal pohon jantan dan pohon
betina. Daunnya berbentuk elips langsing. Buahnya berbentuk lonjong
seperti lemon,
berwarna kuning, berdaging dan beraroma khas karena mengandung minyak atsiri pada
daging buahnya. Bila masak, kulit dan daging buah membuka dan biji akan
terlihat terbungkus fuli yang berwarna merah. Satu buah menghasilkan satu biji
berwarna coklat.
Pala
dipanen biji, (arillus),
dan daging buahnya. Dalam perdagangan, salut biji pala dinamakan fuli,
atau dalam bahasa Inggris disebut mace, dalam istilah farmasi disebut myristicae
arillus atau macis). Daging buah pala dinamakan myristicae
fructus cortex. Tanaman pala merupakan tanaman yang cukup lama
pertumbuhannya hingga pemanenan. Panen pertama dilakukan 7 sampai 9 tahun
setelah pohonnya ditanam[1] dan
mencapai kemampuan produksi maksimum setelah 25 tahun. Tumbuhnya dapat mencapai
20m dan usianya bisa mencapai ratusan tahun.
Sebelum
dipasarkan, biji dijemur hingga kering setelah dipisah dari fulinya.
Pengeringan ini memakan waktu enam sampai delapan minggu. Bagian dalam biji
akan menyusut dalam proses ini dan akan terdengar bila biji digoyangkan.
Cangkang biji akan pecah dan bagian dalam biji dijual sebagai pala.
Biji
pala mengandung minyak atsiri 7-14%. Bubuk pala dipakai sebagai penyedap untuk
roti atau kue, puding, saus, sayuran, dan minuman penyegar. Minyaknya juga
dipakai sebagai campuran parfum atau sabun. Selain itu, tanaman ini juga kaya
akan manfaat, diantaranya buah pala yang terdiri dari kulitnya dapat dijadikan
bahan tambahan obat pengusir nyamuk; dagingnya yang mengandung banyak nutrisi
dapat dijadikan bahan dasar pembuatan berbagai jenis makanan dan minuman
seperti manisan, sirup, dan permen; biji dan fulinya sering dijadikan sebagai
bahan utama pembuatan minyak atsiri; begitu juga dengan daunnya, namun pada
daging buahnya pun sering dijadikan bahan baku minyak atsiri.
KAPULAGA
Kapulaga jawa (
Amomum compactum) adalah salah satu jenis
kapulaga yang sering digunakan sebagai
rempah (bumbu) untuk masakan tertentu dan juga untuk campuran
jamu. Ada dua macam kapulaga yang banyak digunakan di
Indonesia, yakni kapulaga jawa (
Amomum compactum) dan
kapulaga sabrang atau kapulaga india (
Elettaria cardamomum); kedua-duanya termasuk ke dalam
suku jahe-jahean atau Zingiberaceae.
Di Indonesia, yang umum disebut kapulaga adalah
A. compactum itulah; sementara di negara-negara yang ber
bahasa Inggris yang umum disebut
cardamom (
true cardamom) adalah jenis
E. cardamomum (lihat pada
catatan di bawah). Uraian berikut ini merujuk pada
A. compactum, tumbuhan asli dari
Jawa, yang dahulu dikenal sebagai
A. cardamomum.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar