1. Nasi Goreng
Nasi goreng ternyata sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu, yakni sekitar tahun 4000 Sebelum Masehi. Makanan ini tidak berasal dari Indonesia, melainkan sebagai makanan tradisional masyarakat Tionghoa.
Ide memasak nasi goreng dimulai dari kebiasaan masyarakat Tionghoa yang tidak suka dengan makanan yang sudah dingin. Oleh sebab itu, mereka mencoba untuk memasak kembali nasi yang sudah dingin. Agar lebih enak, mereka memasukkan bumbu-bumbu sewaktu memasaknya. Tidak disangka, ternyata nasi goreng yang dibuat sangat digemari masyarakat Tionghoa.
Karena rasanya yang lezat, resep masakan nasi goreng pun tersebar, mereka pun dapat memanfaatkan nasi yang sudah dingin. Dengan adanya ide membuat nasi goreng, pemborosan beraspun saat itu sudah ada solusinya.
Penyebaran Nasi Goreng ke Negara Lain
Lalu, bagaimana caranya nasi goreng bisa tersebar ke negara-negara lain, termasuk Indonesia?
Dulu, ada banyak masyarakat Tionghoa yang merantau dan tersebar di berbagai negara di dunia. Sebagian besar, masyarakat Tionghoa memilih untuk menetap di daerah-daerah tersebut dan mencoba membuat nasi goreng dengan bumbu yang tersedia di tempat tinggal mereka saat itu. Sehingga, ada banyak jenis nasi goreng dengan variasi rasa yang unik.
2. Ketupat
Ketupat menjadi hidangan
wajib ada bagi masyarakat Muslim Indonesia setiap Hari Raya Idul Fitri.
Padahal, jika diamati hidangan ketupat sebenarnya tak ada di negara-negara
Timur Tengah. Dari mana sebenarnya tradisi makan ketupat ini berasal?
"Menurut cerita rakyat, ketupat itu berasal dari masa hidup Sunan Kalijaga, tepatnya di masa syiar Islamnya pada abad ke-15 hingga 16. Sunan Kalijaga menjadikan ketupat sebagai budaya sekaligus filosofi Jawa yang berbaur dengan nilai ke-Islaman," kata sejarawan kuliner sekaligus penulis buku "Jejak Rasa Nusantara: Sejarah Makanan Indonesia". Masyarakat Jawa dan Sunda menyebut ketupat sebagai kupat yang berarti ngaku lepat atau mengakui kesalahan. Simbolisasi lain dari ketupat, laku papat (empat laku) yang juga melambangkan empat sisi dari ketupat.
Namun begitu, ketupat bisa jadi berasal dari zaman yang lebih lama, yakni zaman Hindu-Buddha di Nusantara. Merujuk pada zaman pra Islam, nyiur dan beras sebagai sumber daya alam sudah dimanfaatkan untuk makanan oleh masyarakat di zaman tersebut. Juga di Bali hingga saat ini menggunakan ketupat (orang Bali menyebutnya tipat) dalam ritual ibadah. "Secara tertulis dalam prasasti yang diteliti oleh para ahli, tak disebut secara spesifikasi merujuk ke ketupat, tetapi indikasi makanan beras yang dibungkus nyiur sudah dilakukan sebelum masa pra Islam. Ketupat ahirnya tak hanya menjadi identitas di Indonesia melainkan juga di Asia Tenggara khususnya negara Melayu, identik dengan Hari Raya Idul Fitri.
"Di Islam, ketupat dicocokkan lagi dengan nilai-nilai ke-Islaman oleh Sunan Kalijaga, membaurkan pengaruh Hindu pada nilai nilai ke-Islaman, menjadi akulturasi yang padu antara keduanya.
3, Nasi kuning
"Menurut cerita rakyat, ketupat itu berasal dari masa hidup Sunan Kalijaga, tepatnya di masa syiar Islamnya pada abad ke-15 hingga 16. Sunan Kalijaga menjadikan ketupat sebagai budaya sekaligus filosofi Jawa yang berbaur dengan nilai ke-Islaman," kata sejarawan kuliner sekaligus penulis buku "Jejak Rasa Nusantara: Sejarah Makanan Indonesia". Masyarakat Jawa dan Sunda menyebut ketupat sebagai kupat yang berarti ngaku lepat atau mengakui kesalahan. Simbolisasi lain dari ketupat, laku papat (empat laku) yang juga melambangkan empat sisi dari ketupat.
Namun begitu, ketupat bisa jadi berasal dari zaman yang lebih lama, yakni zaman Hindu-Buddha di Nusantara. Merujuk pada zaman pra Islam, nyiur dan beras sebagai sumber daya alam sudah dimanfaatkan untuk makanan oleh masyarakat di zaman tersebut. Juga di Bali hingga saat ini menggunakan ketupat (orang Bali menyebutnya tipat) dalam ritual ibadah. "Secara tertulis dalam prasasti yang diteliti oleh para ahli, tak disebut secara spesifikasi merujuk ke ketupat, tetapi indikasi makanan beras yang dibungkus nyiur sudah dilakukan sebelum masa pra Islam. Ketupat ahirnya tak hanya menjadi identitas di Indonesia melainkan juga di Asia Tenggara khususnya negara Melayu, identik dengan Hari Raya Idul Fitri.
"Di Islam, ketupat dicocokkan lagi dengan nilai-nilai ke-Islaman oleh Sunan Kalijaga, membaurkan pengaruh Hindu pada nilai nilai ke-Islaman, menjadi akulturasi yang padu antara keduanya.
3, Nasi kuning
Dalam tradisi Indonesia warna nasi kuning melambangkan gunung emas yang bermakna kekayaan, kemakmuran serta moral yang luhur. Oleh sebab itu nasi kuning sering disajikan pada peristiwa syukuran dan peristiwa-peristiwa gembira seperti kelahiran, pernikahan dan tunangan. Dalam tradisi Bali, warna kuning adalah salah satu dari empat warna keramat yang ada, disamping putih, merah dan hitam. Nasi kuning oleh karena itu sering dijadikan sajian pada upacara kuningan.