Jumat, 08 Februari 2019

INGREDIENTS


BLACK PEPPER


Lada atau merica atau pepper (Piper nigrum L.) adalah rempah-rempah berwujud bijian yang dihasilkan oleh tumbuhan dengan nama sama. Lada sangat penting dalam komponen masakan dunia dan dikenal luas sebagai komoditi perdagangan penting di Dunia Lama. Pada masa lampau harganya sangat tinggi sehingga menjadi salah satu pemicu penjelajahan orang Eropa ke Asia Timur untuk menguasai perdagangannya dan, dengan demikian, mengawali sejarah kolonisasi Afrika, Asia, dan Amerika.
Saat ini, produsen komersial utama lada adalah India dan Indonesia. Di Indonesia, lada terutama dihasilkan di Lampung (untuk lada hitamnya dikenal dengan Lampong Black Pepper/Lada Hitam Lampung) dan Pulau Bangka. Lada disebut sahang dalam bahasa Melayu Lokal seperti bahasa Banjar, Melayu Belitung, Melayu Sambas, dan lain-lain.

Pohon Lada



Lada Hitam




Lada Putih


Lada putih dan lada hitam sebetulnya berasal dari tumbuhan yang sama. Cara mengolahnya saja yang membedakan lada hitam dengan lada putih. Lada hitam dihasilkan jika buah lada dipetik sebelum matang kemudian dikeringkan yang biasanya mengunakan terik matahari sampai warnanya hitam. Sesudah itu buah lada direndam dalam air sampai kulitnya mudah terkelupas. Sedangkan lada putih hanya dipetik sampai buah lada matang dipohon. Sesudah itu dicuci menggunakan air mengalir.

 Lada hitam dan putih
Rempah yang satu ini banyak digunakan sebagai penyedap makanan dengan rasa pedasnya yang khas. Selain menambah ragam rasa dalam makanan, lada hitam juga memiliki manfaat kesehatan bagi Anda.
Lada hitam memiliki kandungan nutrisi yang mengejutkan, di antaranya antioksidan, vitamin A, vitamin C, dan senyawa seperti likopen, karoten, zea-xanthin, dan cryptoxanthin yang membantu menghilangkan radikal bebas yang merusak, sehingga mencegah terjadinya kanker, masalah hati, dan penyakit kardiovaskuler.
Saat Anda mengonsumsi rempah yang satu ini, tentu keringat akan bercucuran dari tubuh Anda. Secara tidak langsung, proses ini akan membantu Anda untuk mengeluarkan racun lewat keringat dan buang air kecil atau diuretik property. Lada hitam secara luas diakui sebagai karminatif, suatu zat yang membantu dalam stimulasi selera untuk meningkatkan sekresi asam klorida untuk pencernaan ditingkatkan, yang mengarah pada pencegahan diare, sembelit, nyeri kolik, dan gas usus, demikian yang dilansir Magforwoman.
Seperti yang disebutkan di atas, lada hitam mengandung piperin yang berguna sebagai anti-depresi. Hal ini akan meningkatkan produksi endomorphins, zat kimia yang ada dalam otak yang membebaskan kita dari rasa sakit apapun dan meremajakan kesehatan mental kita. Manfaat lada hitam juga mencakup stimulasi sistem saraf pusat dan peningkatan fungsi kognitif.
Lada hitam ( Piper nigrum ) merangsang selera sedemikian rupa bahwa peringatan dikirim ke perut untuk meningkatkan sekresi asam klorida, dengan demikian meningkatkan pencernaan. Asam klorida diperlukan untuk pencernaan protein dan komponen makanan lainnya di perut. Ketika produksi tubuh dari asam klorida tidak cukup, makanan dapat duduk dalam perut untuk jangka waktu tertentu, yang menyebabkan mulas atau gangguan pencernaan, atau mungkin masuk ke dalam usus, di mana dapat digunakan sebagai sumber makanan bagi bakteri usus ramah , yang kegiatannya menghasilkan gas, iritasi, dan / atau diare atau sembelit.
Lada hitam telah lama dikenal sebagai carminitive (zat yang membantu mencegah pembentukan gas usu



kandungan lada hitam


Untuk lebih jelasnya mengenai kandungan lada hitam dapat dilihat pada link berikut ini KLIK.

Berdasarkan data International Pepper Community (IPC), ekspor lada hitam selama 2011 dari enam negara pengekspor utama (Brasil, India, Indonesia, Malaysia, Vietnam, dan Sri Lanka) adalah 242.450 ton. Pada bulanDesember 2010, harga komposit lada hitam tercatat 4.572 dolar AS per metrik ton dan lada putih 7.025 dolar AS per metrik ton, lebih tinggi dari harga komposit pada 2009 yang berturut-turut 3.031 dolar AS per metrik ton dan 4.404 dolar As per metrik ton. Total produksi lada di Indonesia tahun 2011 sebesar 33.000 ton (18.000 ton lada hitam dan 15.000 ton lada putih). Jumlah tersebut lebih rendah daripada tahun 2010 yang mencapai 59.000 mt (terdiri dari 40.000 ton lada hitam dan 19.000 ton lada putih).

Indonesia merupakan produsen lada terbesar kedua di dunia setelah Vietnam dengan kontribusi 17 persen dari produksi lada dunia pada 2010. Terintegrasinya dalam harga eksportir dan harga dunia mencerminkan bahwa pergerakan harga domestik sangat dipengaruhi oleh dinamika harga di pasar internasional. Hal ini member petunjuk bahwa pengembangan komoditas lada seyogyanya mempertimbangkan efisiensi dan daya saing di pasar dunia. Lada merupakan penyumbang devisa negara terbesar keempat untuk komoditas perkebunan setelah minyak sawit, karet, dan kopi. Lada Indonesia masih mempunyai kekuatan dan peluang untuk dikembangkan, karena lahan yang sesuai untuk lada cukup luas, biaya produksi lebih rendah dibanding negara pesaing, tersedianya teknologi budi daya lada yang efisien, serta adanya peluang melakukan diversifikasi produk apabila harga lada jatuh.


Lampong Black Pepper adalah sebutan terkenal untuk lada hitam Lampung di pasar dunia sejak sebelum perang dunia II sampai dengan tahun 1995. Lampung merupakan sentra lada hitam di Indonesia dan dunia. Dalam perkembangan selanjutnya produksi lada hitam Lampung terus merosot sehingga kontribusi Indonesia hanya menduduki peringkat ke-3 di pasar dunia.

mpor lada ke Amerika Serikat selama periode Januari – November 2011 menunjukkan angka 64.276 ton yang terdiri dari 47.742 mt lada hitam, 5.331 mt lada putih dan 11.203 ton groud pepper. Impor sedikit lebih tinggi jika dibandingkan dengan impor AS dari 63.274 ton pada periode yang sama tahun lalu. Indonesia tetap menjadi pemasok terbesar lada hitam keseluruhan untuk pasar AS, pengiriman 17.844 ton (37 persen), diikuti oleh Vietnam (12.424 ton), Brasil (11.427 ton) dan India (5285 mt). Daya saing lada Indonesia dipasar Internasional dapat ditingkatkanmelalui peningkatan produktivitas, mutu hasil dan diversifikasi produk bila produk utama harganya jatuh. Hal yang terpenting adalah sistem kelembagaan pada tingkat petani dan penerapan jaminan mutu dan teknologi pengolahannya dengan melihat kondisi cuaca dan efisiensi perhitungan pembiayaannya. (Sumber: Data IPC, BPS, Kem. Perdagangan RI, Kem. Pertanian RI, dan berbagai sumber terkait).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar